MIKROALGA
SEBAGAI BAHAN BAKU BIOFUEL DAN BIODIESEL
1.
PROSPEK
MIKROALGA
Mikroalga memiliki
potensi sebagai bahan baku biofuel dan biodiesel karena:
1. Indonesia
memiliki keanekaragaman mikroalga yang tinggi.
2. Potensi
geografis Indonesia dengan perairan laut tropis yang luar dan sinar matahari
yang melimpah.
3. Kemampuan
mikroalga untuk memfiksasi CO2.
4. Berpotensi
sebagai sumber energy yang ramah lingkungan dan berkelanjutan
5. Memiliki
tingkat pertumbuhan yang cepat dengan produksi yang tinggi, tidak mengandung
racun, serta biodegradable.
6. Beberapa
dari spesies alga berpotensi untuk memproduksi biodiesel berdasarkan kandungan
minyak yang tinggi.
7. Mikroalga
memproduksi banyak biofuel jika dibandingkan dengan biofuel dari tanaman
8. Produksi
mikroalga akan meningkat seiring dengan meningkatnya kadar lipid.
Beberapa spesies
mikroalga laut berpotensi sebagai biofuel diantaranya :
Chorella
sp, Dunaliella sp, Spirulina sp, Nitzschia sp, Chaetoceros chalcitris,
isochrysis sp, Scenedesmus sp, Nannochloropsis oculata, Tetraselmis chulii,
Chaetoceros sp, Porphyridium cruentum, Phaeodactylum tricornutum, dll.
2.
TEKNIK
ISOLASI DAN KULTIVASI MIKROALGA
a.
Isolasi
Mikroalga
Isolasi mikroalga
merupakan suatu teknik untuk memisahkan spesies mikroalga dari sumbernya di
alam. Tujuannya adalah untuk memperoleh satu spesies mikroalga untuk tahap
monokultur. Pengambilan sampel mikroalga diambil dari habitat aslinya kemudian
dilakukan perlakuan khusus di laboratorium.
Seleksi
mikroalga yang tepat sebagai bahan baku biofuel dan biodiesel antara lain:
1. Memiliki
komponen dasar minyak yang tinggi
2. Mampu
bertahan dalam perubahan lingkungan
3. Tingkat
pertumbuhan tinggi
b.
Teknik
Kultivasi Mikroalga
Kultivasi mikroalga
merupakan suatu teknik untuk menumbuhkan mikroalga dalam lingkungan tertentu
yang terkontrol. Tujuannya adalah menyediakan spesies tunggal pada kultur masal
mikroalga untuk tahap pemanenan. Proses kultivasi ini dapat dilakukan didalam
ruangan (indoor) maupun di luar
ruangan (outdoor).
Kebutuhan mikroalga selama proses
kultivasi harus sangat diperhatikan diataranya:
1. Cahaya
2. Air
3. Karbondoksida
4. Mineral
dan Nutrien
Selama proses kultivasi terdapat
fase pertumbuhan mikroalga yaitu:
1. Lag or Induction Phase
2. Exponensial Phase
3. Phase of Declining Growth Rate
4. Stationary Phase
3.
PEMANENAN
MIKROALGA
Pemanenan bertujuan
untuk menyediakan stok biomasa dari mikoalga untuk tahap ekstraksi minyak.
Banyak metode yang bisa dilakukan untuk pemanenan mikroalga diantaranya:
1. Filtration
Biomassa mikroalga dipisahkan dari
media kultur cair menggunakan kain/jarring penyaringan berdiameter kecil.
2. Centrifuging
Biomasa mikroalga dikumpulkan
dengan memisahkan (centrifuging)
mikroalga hasil kultivasi untuk mengumpulkan komponen padat yang berbeda pada
dasar meia kultivasi.
3. Flocculation
Memisahkan mikroalga dengan media
kultur cair dengan cara menggabungkan dengan spesies mikroalga yang bersifat
flukulan.
4.
Ultrasonic
Sound
Menggunakan gelombang suara
ultrasonic pada frekuensi tertentu untuk mengumpulkan mikoalga terpisah dari
media kultur.
4.
EKSTRAKSI
MIKROALGA
Ekstraksi
merupakan pemisahan materi yang memiliki tipe kimiawi dan daya larut berbeda
dengan pelarut secara selektif. Metode ekstraksi yang biasa digunakan
diantaranya:
1. Sistem
pengepresan
2. Sistem
pelarut Hexana
3. Ekstrak
Fluida Supercritical
4. Metode
lain (Enzyme, Osmosis, Ultrasonic)
0 komentar:
Posting Komentar